Senin, 19 Januari 2015

PENULISAN JURNAL


PERKEMBANGAN KUALITAS PELAYANAN PERKERETAAPIAN SEBAGAI ANGKUTAN PUBLIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
(Studi pada PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya)
Mutiara Junita Shara


Abstrak
Perkembangan Kualitas Pelayanan Perkeretaapian sebagai Angkutan Publik dalam Rangka Mewujudkan Transportasi Berkelanjutan(Studi pada PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya). Penelitian ini berdasarkan masalah transportasi di kota-kota besar di Indonesia yang disebabkan oleh berkembangnya kendaraan bermotor tanpa diimbangi sistem transportasi yang memadai. Transportasi berkelanjutan merupakan konsep untuk mengatasi permasalahan transportasi. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan transportasi yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Kereta Api terbukti sebagai transportasi yang rendah tingkat polusi dan hemat bahan bakar sehingga perlu untuk diperhatikan kualitasnya agar memenuhi kriteria transportasi berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kualitas pelayanan perkeretaapian khususnya di PT Kereta Api Daerah Operasi 8 Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan PT KAI sudah semakin baik dan mendekati kriteria transportasi berkelanjutan terutama pada aspek sosial. Namun perlu perhatian lebih pada sarana-prasarana dan courtesy petugas karena berpengaruh pada ketepatan waktu dan kenyamanan penumpang. 
 
Kata kunci: Kualitas Pelayanan Publik, Transportasi Berkelanjutan 

Pendahuluan
Transportasi merupakan pendukung setiap kegiatan manusia yang terkait mobilisasi barang maupun manusia dalam kehidupan. Terkendalanya transportasi dapat mengganggu lancarnya sistem transportasi yang ada. Hal tersebut yang menjadi permasalahan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Masalah transportasi yang selama ini muncul di antaranya adalah kemacetan yang menghambat aktivitas sosial masyarakat, polusi udara yang membahayakan kesehatan dan pemborosan bahan bakar minyak yang apabila tidak diatasi akan mengancam pemenuhan kebutuhan manusia di masa mendatang. Permasalahan tersebut terjadi akibat peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang sangat cepat setiap tahunnya. Transportasi berkelanjutan merupakan konsep yang dapat mengatasi permasalahan transportasi tersebut, di mana merupakan transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kesehatan manusia atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas secara konsisten. Selain itu  juga memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan transportasi yang ramah lingkungan. Berdasarkan data dari Mc Kinsey dalam blue sky Indonesia (2010), menunjukkan bahwa moda angkutan kereta api memiliki dampak polusi yang paling sedikit bagi lingkungan yaitu sebesar 1% dibandingkan transportasi lainnya di Indonesia. Selain itu, kereta api memiliki berbagai kelebihan di antaranya bebas dari kemacetan karena memiliki jalurnya tersendiri, serta lebih hemat bahan bakar karena daya muatnya yang besar dalam satu kali perjalanan. Sehingga, perlu untuk diperhatikan lebih lanjut kualitas pelayanannya agar dapat mendukung terpenuhinya indikator transportasi berkelanjutan serta dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum khususnya kereta api daripada menggunakan kendaraan pribadi mereka.
PT Kereta Api Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) yang mengelola perkeretaapian di Indonesia. Kita ketahui sebelumnya bahwa pelayanan perkeretaapian di Indonesia khususnya kereta api kelas ekonomi rawan dengan permasalahan di antaranya tempat duduk berdesakan, pencopetan, fasilitas toilet kurang, serta keterlambatan kedatangan maupun keberangkatan kereta. Namun ternyata akhir tahun 2012 kemarin PT KAI berhasil memperoleh penghargaan BUMN award kategori inovasi pelayanan publik. Hal ini menjadi titik terang perkembangan kualitas pelayanan perkeretaapian. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui sudah sejauh mana perkembangan kualitas pelayanan perkeretaapian di Indonesia, apakah sudah semakin mendekati kriteria transportasi berkelanjutan atau belum. Penulis mengkhususkan penelitian pada PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya dikarenakan kota Surabaya merupakan kota besar yang juga berpotensi menghadapi permasalahan transportasi dengan peningkatan kendaraan bermotornya. Selain melihat kualitas pelayanannya, peneliti juga ingin mengetahui strategi apa yang dilakukan PT KAI untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi dengan harapan dapat menghimbau pengurangan penggunaan kendaraan pribadi yang dapat berdampak serius terhadap kerusakan lingkungan, selain itu dapat mengetahui bahwa perkembangan perkeretaapian dapat mendukung terwujudnya transportasi berkelanjutan. 

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Faisal (1989, h. 20), jenis penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berupaya untuk mengungkapkan suatu masalah dalam keadaan apa adanya, sehingga hanya akan mengungkapkan fakta- fakta dan tidak menggunakan pengujian hipotesis. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini metode kualitatif. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, namun hanya ingin menggambarkan situasi (peristiwa) secara sistematis, faktual, dan akurat tanpa menggunakan perhitungan statistik. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran jelas dari keadaan yang sedang diteliti. Analisis data kualitatif menggunakan analisis dari Miles dan Huberman yang terdiri dari empat alur, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.  

Pembahasan
1. Kualitas pelayanan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya Kualitas pelayanan publik dari PT Kereta Api Indonesia khususnya Daerah Operasi 8 Surabaya, dilihat dari beberapa hal di antaranya produk-produk layanan, sarana- prasarana, tarif layanan, dan prestasi PT Kereta Api yang dilihat dari peningkatan kualitas pelayanan dan kemudahan mendapatkan pelayanan.  Kualitas produk layanan akan menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu pelayanan bidang jasa, khususnya bidang transportasi. Dalam meningkatkan kualitas produk-produk layanannya, PT KAI membuat inovasi-inovasi baru baik itu untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang dan pengusahaan aset. PT KAI Daop 8 sudah menjalankan layanan KA penumpang berupa KA eksekutif, KA bisnis, KA campuran, KA ekonomi AC, KA ekonomi dan KA lokal. Sedangkan produk layanan angkutan barang di Daop 8 berupa peti kemas, angkutan BBM dan BHP (Barang Hantaran Paket) juga sedang berjalan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik utama tentang pelayanan yang disampaikan Pasuraman et al (1985) dikutip dari jurnal Dialogue UNDIP (2004) yaitu heterogenity yang berarti pemakai jasa memiliki kebutuhan yang heterogen yang perlu dipenuhi, tidak hanya jasa KA penumpang tetapi juga jasa KA barang dan persewaan aset. PT KAI sudah memenuhi hal tersebut sehingga dapat dikatakan kualitas produk layanan PT KAI sudah baik karena memberikan pilihan terhadap kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam. Sarana dan prasarana menjadi faktor penting dalam menilai kualitas suatu layanan. Karena sarana dan prasarana PT KAI menjadi penentu baiknya aspek keselamatan, keamanan, dan kecepatan. Jika sarana-prasarana terpenuhi dengan sangat baik, maka kualitas pelayanan otomatis akan lebih baik dilengkapi dengan manajemen yang baik juga. Sekarang ini PT KAI sedang berusaha untuk melakukan perbaikan sarana-prasarana secara terus-menerus. Selain itu, peningkatan lokomotif dan pengembangan double track juga terus dilakukan karena dukungan infrastruktur sangat penting demi peningkatan kualitas pelayanan. Akan tetapi, untuk sarana KA kelas ekonomi tentunya perlu bantuan kompensasi dari pemerintah karena tarif yang ditetapkan untuk KA kelas ekonomi tidak akan mencukupi untuk perbaikan sarana serta biaya operasional PT KAI. Namun pengembangan prasarana double track rupanya masih belum selesai dikarenakan terkendala masalah biaya dan sengketa aset kereta api sehingga dikatakan kualitas sarana-prasarana masih kurang karena berpengaruh pada aspek ketepatan waktu. Selain itu, jika dikaitkan dengan sustainable transportation maka masalah sarana-prasarana sangat berpengaruh terhadap aksesibilitas yang merupakan salah satu indikator transportasi berkelanjutan. Terbatasnya prasarana rel menghambat aksesibilitas masyarakat ke lokasi-lokasi tertentu yang membutuhkan transportasi umum.  Tarif merupakan salah satu alasan penilaian masyarakat terhadap kualitas pelayanan suatu produk jasa. Besarnya tarif akan dibandingkan dengan bentuk pelayanan yang diterima. peneliti dapat melihat bahwa besarnya tarif layanan KA bisa dikatakan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Masyarakat juga memilih jasa layanan KA sesuai kemampuan yang dimiliki dengan pertimbangan mendapat pelayanan yang lebih baik sehingga masyarakat tidak kecewa dan tetap menggunakan jasa kereta api. Jika dikaitkan dengan transportasi berkelanjutan, dalam aspek ekonomi, transportasi KA khususnya kereta api kelas ekonomi yang mendapatkan subsidi dari pemerintah sudah memenuhi indikator ekonomi di mana pengeluaran masyarakat untuk transportasi kereta api lebih rendah daripada harus menggunakan transportasi pribadi, apalagi kini fasilitas semakin terpenuhi sehingga diharapkan masyarakat lebih senang naik kereta api daripada kendaraan pribadi. Tentunya sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa peran masyarakat sebagai penerima pelayanan dan aparat pelaksana pelayanan itu. Meskipun banyak prestasi yang diraih oleh PT KAI, Evaluasi yang berasal dari pengguna pelayanan, merupakan elemen pertama dalam analisis kualitas pelayanan publik. Maka analisis di sini juga akan melihat dari sepuluh kriteria pelayanan publik dari Morgan dan Murgatroyd (1994) meliputi reliability, responsiveness, competence, access, courtesy, communication, credibility, security, understand the customer, dan appearance. Dari sepuluh kriteria ini, peneliti dapat melihat bahwa sebagian besar sudah terpenuhi. Namun kriteria reliability dan courtesy  menurut penulis masih belum terpenuhi dengan baik. Kereta api ternyata seringkali terlambat kedatangannya terutama di sore hari sehingga kurang bisa diandalkan khususnya untuk masyarakat dengan mobilitas tinggi. Sedangkan untuk courtesy petugas terutama petugas baris depan masih ada beberapa yang menunjukkan ketidakramahan kepada penumpang sehingga menimbulkan kesan yang buruk bagi pelayanan perkeretaapian khususnya daerah operasi 8 Surabaya. Oleh sebab itu, masalah reliabilitas dan courtesy petugas perlu lebih diperhatikan dan diperbaiki pelayanannya agar sepuluh kriteria pelayanan tersebut dapat terpenuhi dengan baik. 
2. Strategi PT KAI untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik  Strategi peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PT Kereta Api sesuai dengan rencana jangka panjang PT KAI tahun 2011-2015 dalam Annual Report PT KAI (2011) adalah meliputi konsolidasi, peningkatan kapabilitas, inovasi, dan world class. Konsolidasi merupakan strategi perusahaan yang fokus pada pengurangan kelemahan dan adaptasi lingkungan bisnis, antara lain dengan mengubah jenis produk/ orientasi pasar, mengurangi inefisiensi, melakukan pendayagunaan aset nonproduktif dan penjualan sebagian aset perusahaan yang tak bisa didayagunakan lagi, serta penataan SDM (Annual Report PT KAI, 2011). Untuk peningkatan kapabilitas PT KAI, perusahaan perlu lebih fokus pada perbaikan internal dengan membatasi diri dalam melayani segmen pasar tertentu yang telah dipilih yaitu dengan menitikberatkan pada upaya-upaya melanjutkan perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan jaminan keselamatan dan kualitas pelayanan, implementasi sistem manajemen berbasis pelanggan (customer driven), melanjutkan penataan SDM, intensifikasi pasar yang sudah ada, pengembangan sistem informasi yang terpadu, dan peningkatan peran bisnis nonangkutan seperti properti dengan pengelolaan secara professional (Annual Report PT KAI, 2011). Fokus strategi perusahaan pada tahap inovasi ialah melakukan inovasi jasa angkutan, properti, dan pengembangan bisnis lainnya yang kompetitif dengan menitikberatkan pada upaya-upaya kemitraan strategis, pelayanan yang makin terpadu, inovasi pelayanan pasar dan teknologi, peningkatan partisipasi investor strategik dalam pengembangan bisnis, manajemen pengembangan bisnis potensial khususnya jasa angkutan KA secara efektif (Annual Report PT KAI, 2011). Inovasi- inovasi yang sudah banyak dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia adalah dengan pemberlakuan ticketing online, penjualan tiket sesuai dengan tempat duduk dan sesuai kartu identitas untuk kereta api ekonomi, pemberlakuan boarding 30 menit sebelum keberangkatan kereta sehingga lebih tertib, penambahan fasilitas AC untuk kereta ekonomi, sedangkan di stasiun terdapat fasilitas baru berupa ruangan untuk ibu menyusui, pengadaan layar komputer besar yang menginformasikan banyaknya tiket dan tempat duduk yang terjual kepada penumpang. Kenyamanan dan kesehatan penumpang juga semakin terjamin dengan adanya larangan merokok di stasiun dan di gerbong kereta. Strategi inovasi terus dikembangkan dengan mengutamakan keselamatan, ketepatan waktu, keamanan dan kenyamanan. Dengan tercapainya hal- hal tersebut menunjukkan dukungan terwujudnya transportasi berkelanjutan di bidang sosial. Dengan demikian, strategi inovasi juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan yang diharapkan pelanggan. Pada tahap world class, pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan tujuan penguasaan potensi pasar. Perusahaan diharapkan sudah dapat memiliki laju pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang stabil serta mencapai hal-hal seperti, citra Kereta Api sudah menjadi pilihan transportasi yang unggul, kinerja keuangan perusahaan sudah dinilai sangat baik, dan tercapainya empat pilar utama: keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan, dan keamanan (Annual Report PT KAI, 2011). 
3. Faktor pendukung dan penghambat usaha PT KAI untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik

a. Faktor pendukung
Faktor pendukung perkembangan kualitas pelayanan PT Kereta Api dari internal adalah peningkatan teknologi informasi dan ketersediaan fasilitas. Sedangkan dari eksternal adalah adanya pengakuan kereta api sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan. Pada tahun 2011, PT KAI berhasil mendapatkan juara 1 IT Governance Award untuk BUMN kategori transportasi dan logistik. Keberhasilan tersebut merupakan bukti bahwa usaha pembenahan tatakelola TI di PT KAI sudah dilakukan dengan cukup baik. Sehingga penghargaan tersebut merupakan pendorong PT KAI untuk melakukan pembenahan tatakelola TI lebih baik lagi teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya yang berperan penting dalam menghadapi perubahan dan mendukung stategi perusahaan untuk menyediakan pelayanan jasa transportasi yang lebih baik dan modern. Pemanfaatan teknologi informasi terbukti telah membantu memberikan inovasi-inovasi pelayanan PT KAI yang memudahkan masyarakat.  Maka dapat dikatakan bahwa teknologi memang benar menjadi faktor pendukung yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kualitas pelayanan kereta api.  Ketersediaan fasilitas di PT KAI khususnya di atas gerbong dan di stasiun sangat membantu dalam perkembangan kualitas pelayanan. Fasilitas yang disediakan oleh daerah operasi 8 Surabaya sekarang semakin lengkap, di antaranya untuk di atas gerbong, fasilitas toilet baik itu di KA kelas ekonomi maupun kelas lainnya sudah semakin bersih, tersedia tisu dan air bersih. Sedangkan di stasiun terdapat ruangan ibu menyusui, toilet gratis, mushola dan direncanakan akan ada kursi roda untuk penyandang cacat. Hal ini juga sesuai dengan standard pelayanan minimum yang diharapkan pada UU 23 tentang perkeretaapian pasal 54 yang menyatakan bahwa stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang paling rendah harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan, keamanan, kenyamanan, naik turun penumpang, penyandang cacat, kesehatan dan fasilitas umum sehingga masyarakat dapat menikmati pelayanan kereta api dengan aman dan nyaman.  Pengakuan bahwa KA merupakan solusi kemacetan dan mengurangi polusi telah memberi dorongan tersendiri bagi PT KAI untuk terus meningkatkan pelayanan agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan kereta api sekaligus dapat mendorong mereka untuk menggunakan jasa layanan kereta api. Bukti adanya pengakuan dilihat dari banyak penelitian yang menunjukkan kelebihan kereta api serta pendapat masyarakat yang mengakui bahwa kereta api memang bebas macet. Adanya pengakuan tersebut sesuai dengan indikator transportasi berkelanjutan di bidang lingkungan, di mana kita perlu mengembangkan transportasi massal yang ramah lingkungan demi mewujudkan sistem transportasi berkelanjutan. Maka dengan adanya pengakuan tersebut akan menjadi faktor pendukung perkembangan kualitas PT KAI menjadi jauh lebih baik lagi sehingga dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan moda transportasi ini.  

b. Faktor penghambat
Faktor penghambat perkembangan kualitas pelayanan PT KAI dari internal adalah sumber daya manusia yang kurang produktif, dan kurangnya dukungan sarana- prasarana, sedangkan faktor eksternal adalah dana pelaksanaan PSO dari pemerintah yang kurang mencukupi. Perubahan besar-besaran yang terjadi menjadi tantangan baru yang harus diatasi oleh seluruh pegawai PT KAI demi terwujudnya kualitas pelayanan yang lebih baik. Berdasarkan data, SDM PT KAI masih banyak komposisi dengan tingkat pendidikan SD dan SMP masing-masing 14 persen pada tahun 2011. Ditambah lagi kategori usia yang terbilang cukup banyak yang hampir memasuki masa pensiun sehingga produktivitas kurang (Annual Report PT KAI, 2011). Hal ini menghambat proses perkembangan kualitas pelayanan KAI sehingga perlu strategi yang lebih baik lagi untuk pengembangan SDM PT KAI yang lebih berkualitas dan ditempatkan sesuai kompetensinya serta dilatih agar lebih kuat terhadap tantangan, sehingga terwujud SDM yang berkarakter kuat dan berorientasi kepada masyarakat. Kendala-kendala yang dihadapi oleh PT KAI dalam sarana-prasarana, di antaranya adalah: (a) gangguan sarana yang dapat mengakibatkan keterlambatan perjalananan KA; (b) ketersediaan dan keandalan sarana berakibat pada keterlambatan perjalanan KA; (c) usia sarana-prasarana banyak yang sudah di atas 30 tahun mengakibatkan sarana mogok, rusak, dan kendala teknis lainnya; (d) kendala prasarana berupa gangguan kerusakan pada jalan rel, peralatan persinyalan dan listrik aliran atas yang disebabkan oleh kendala teknis maupun gangguan pihak luar; (e) keterbatasan fasilitas dan kapasitas Balai Yasa sehingga sarana tertunda pemeliharaannya. Kurangnya dukungan sarana-prasarana berakibat buruk pada operasional KA serta kenyamanan penumpang. Oleh sebab itu, pemerintah harus membantu pembiayaan atas perawatan dan pengoperasian prasarana kereta api dan penyelenggara angkutan kereta api agar aset yang dimiliki tetap dapat berfungsi dan menjamin keselamatan dan kelancaran operasi angkutan kereta api.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah masalah dana subsidi pemerintah yang kurang. Beberapa permasalahan pada aspek pelayanan PT KAI dikarenakan kurangnya dana subsidi diakibatkan biaya operasional yang terlalu tinggi, sehingga harga rendah seperti yang diinstruksikan pemerintah sulit terpenuhi. PSO sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan pelayanan umum jasa transportasi kepada masyarakat, seharusnya memperhatikan hal ini. Pelayanan yang diterima masyarakat dijadikan sebagai indikator utama keberhasilan PSO. Perbaikan pelaksanaan kebijakan PSO  merupakan langkah awal dan sangat berarti bagi peningkatan kualitas pelayanan angkutan kereta api khususnya kereta kelas ekonomi. Oleh sebab itu, dana PSO dari pemerintah yang kurang mencukupi untuk operasional kereta api menjadi faktor penghambat utama untuk peningkatan kualitas pelayanan kereta api khususnya kereta api kelas ekonomi. 

Kesimpulan
1.Kualitas pelayanan PT KAI Daop 8 Surabaya sudah semakin membaik meskipun dalam beberapa hal seperti sarana-prasarana, reliability, dan courtesy petugas belum terpenuhi secara maksimal, namun secara keseluruhan dapat dikatakan meningkat kualitas pelayanannya sesuai kriteria penilaian kualitas pelayanan menurut Morgan & Murgatroyd (1994). Dengan demikian, perkembangan kualitas yang ada dapat mendukung salah satu usaha alternatif mewujudkan transportasi berkelanjutan dengan mengembangkan transportasi massal yang ramah lingkungan yaitu kereta api karena masyarakat akan tergerak menggunakan jasa transportasi KA yang diakui memiliki berbagai kelebihan terutama dalam mengatasi kemacetan dan mengurangi polusi.
2.Berdasarkan keempat strategi yang telah dijelaskan meliputi konsolidasi, peningkatan kapabilitas, inovasi, dan world class  menunjukkan bahwa PT KAI dituntut untuk menemukan cara-cara yang baru dan inovatif demi mencapai kepuasan pelanggan, namun di sisi lain sebagai BUMN yang juga dibiayai pemerintah untuk memberikan pelayanan transportasi yang terbaik masyarakat, PT KAI juga berusaha untuk mengutamakan kepentingan publik dengan berpikir strategis bagaimana dapat meningkatkan kualitas pelayanan sesuai yang diharapkan masyarakat serta memberikan pelayanan dengan harga terjangkau, jujur, responsif serta menjawab keluhan-keluhan mereka. Maka strategi yang diterapkan oleh PT KAI merupakan strategi  yang tepat untuk memenuhi kualitas pelayanan secara berkesinambungan dengan mempermudah memperoleh pelayanan, mempersingkat waktu pelayanan serta memberikan kepuasan kepada publik. Dengan terwujudnya hal tersebut akan mendukung tercapainya pilar sosial pada transportasi berkelanjutan.
3.Secara keseluruhan, faktor pendukung peningkatan kualitas pelayanan perkeretaapian, baik itu secara internal maupun eksternal adalah peningkatan teknologi informasi, ketersediaan fasilitas dan adanya pengakuan KA sebagai transportasi yang menjadi solusi kemacetan dan mengurangi polusi perlu untuk terus diperhatikan karena akan berperan penting untuk mendorong perkembangan kualitas pelayanan KA. Sedangkan faktor penghambat perkembangan kualitas pelayanan perkeretaapian adalah meliputi SDM kurang produktif, kurangnya dukungan sarana-prasarana dan dana pelaksanaan PSO kurang mencukupi sehingga perlu segera ditangani agar tidak terus menjadi penghambat pengembangan transportasi massal yang menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan ini. 

Daftar Pustaka
Annual Report PT Kereta Api Indonesia (Persero). (2011) Preparation to Growth[ internet] Available  from: <http://www.kereta-api.co.id>[Accessed 25 Januari 2013] Beela S. (2007) Changing Definition of Sustainable Transportation[ internet] Available  from: <www.enhr2007rotterdam.nl> [Accessed 25 maret 2012] Blue Sky Indonesia. (2010) Development of Environmental Sustainable Transportation (EST) in Indonesia [internet] Available  from: <http://www.uncrd.or.jp> [Accessed 26 Juli 2012]  Budimanta, A. (2005) Memberlanjutkan Pembangunan di Perkotaan melalui Pembangunan Berkelanjutan dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia di Abad 21. Jakarta, Gramedia. Constanza, Robert, dkk. (2001) Institutions, Ecosystems, and Sustainability. London New York Washington D.C, Lewis  Publisher. Faisal, Sanafiah. (1989) Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Yayasan  Asah  Asih Asuh. Gerald E, Caiden. (1982) Public Administration, 2nd Ed. California, Palisades Publisher. Dikutip dari: Thoha, Miftah. (2008) Ilmu Administrasi Publik Kontemporer.J akarta, Kencana  Prenada  Media  Group. Morgan, Colin. & Stephen Murgatroyd. (1994)  Total Quality Management in the Public Sector: an Interactive Perspective. Buckingham, Open  University  Press. Dikutip dari: Jurnal Universitas Diponegoro. (2004) Kerjasama Antarkota, Manajemen Publik: Pelayanan Publik. Dialogue, Jurnal Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik, Otonomi Daerah. Vol.1, No. 1, Januari 2004. Semarang. Hidayat, Taufik. (2011) Regulasi, Keselamatan dan Pelayanan Perkeretaapian Indonesia. Bandung, Indonesia  Railway  Watch. Pasuraman A, LL. Et al (1985) A Conceptual Model of Service Quality and its Implication for Future Research. Journal of Marketing. Dikutip dari: Jurnal Universitas Diponegoro. (2004) Kerjasama Antarkota, Manajemen Publik: Pelayanan Publik. Dialogue, Jurnal Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik, Otonomi Daerah. Vol.1, No. 1, Januari 2004. Semarang. WCED (World Commission on Environment and Development). (1987) Our Common Future. United Nation World Commission on Environment and Development. London, Oxford  University  Press  London

Selasa, 13 Januari 2015

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT (IV)


1. Sebutkan dan jelaskan Properti Sistem yang memberikan Keamanan untuk sebuah system !
Jawabannnya :
  1. Integritas Fungsional
    Kemampuan untuk melanjutkan operasi jika salah satu / lebih komponen tidak
    berfungsi
  2. Audibilitas (Kemampuan dapat terdengar)
    Mudah untuk diperiksa, diverifikasi atau didemonstrasikan penampilannya berarti
    harus lulus dalam pengujian Accountability & Visibility
  3. Daya kontrol
    Penghambatan pengaruh terhadap sistem yaitu dengan membagi system menjadi
    subsistem yang menangani transaksi secara terpisah
2. Komputer yang ada dalam jaringan memberikan peluang resiko keamanan yang lebih besar daripada komputer yang ada didalam suatu ruangan. Sebut dan jelaskan Area control untuk komunikasi data !
Jawabannya :
Komunikasi Data (Data Communication) Komputer yang ada dalam jaringan memberikan peluang resiko keamanan yang lebih besar dari pada komputer yang ada didalam suatu ruangan. Area kontrol ini terdiri dari:
·         Kontrol pengiriman pesan
·         Kontrol saluran (channel) komunikasi
·         Kontrol penerimaan pesan
·         Rencana pengamanan datacom secara menyeluruh

3. Prototype dapat memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya, proses akan menghasilkan prototype (prototyping), Sebut dan Jelaskan jenis – jenis prototype !
Jawabannya:
Prototype jenis 1 Mengidentifikasi kebutuhan pemakai. Mengembangkan prototipe. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Menggunakan prototipe.Prototipe jenis 2 merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.
Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototipe jenis 2 sama seperti untuk prototipe jenis 1. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
·         Mengkodekan sistem operasional.
·         Menguji sistem operasional.
·         Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
·         Menggunakan sistem operasional.

4. Sebut dan Jelaskan sumber daya informasi perusahaan !
Jawabannya :
Macam-macam Sumber Daya Informasi :
  1. HARDWARE (PERANGKAT KERAS), merupakan element dari sistem computer. Merupakan perangkat yang dapat lihat dan dapat sentuh secara fisik, seperti perangkat masukan, perangkat pemroses, maupun perangkat keluaran.
  2. SOFTWARE (PERANGKAT LUNAK), merupakan sekumpulan perintah yang dijalankan (atau dieskusi) oleh komputer. Program komputer ini terdiri dari susunan logika untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu di komputer. Melibatkan berbagai komponen dalam computer, seperti system operasi, program, dan data yang disimpan atau dibaca. Logika yang ada dalam perangkat lunak tersebut disusun sedemikian rupa sehingga computer dapat memahami dan menjalankan instruksi yang terkandung didalamnya.
  3. SPESIALIS INFORMASI, untuk mengambarkan pegawai perusahaan yang sepenuh waktu bertanggung jawab mengembangkan dan memelihara system berbasis komputer.
  4. PEMAKAI (MANUSIA), End user sinonim dengan pemakai, ia menggunakan produk akhir suatu sistem berbasis komputer. Jadi, end-user computing (EUC) adalah pengembangan seluruh atau sebagian sistem berbasis komputer oleh para pemakai.
  5. FASILITAS (MESIN), merupakan sumber daya untuk menyimpan dan mendukung sisem informasi, contohnya teknologi informasi. Dengan menggunakan fasilitas yang ada untuk menyimpan dan mendukung sumber daya tersebut.
  6. DATABASE, adalah kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi dari tipe data, struktur dan batasan dari data atau informasi yang akan disimpan. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi pada para pengguna atau user.
  7. INFORMASI, adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata. Atau data adalah representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
5. Sebut dan jelaskan 6 tahap dasar untuk mencapai manajemen mutu !
Jawabannya :
Tahapan – tahapannya :

  1. Mengidentifikasikan pelanggan IS
  2. Menentukan kebutuhan kualitas
  3. Menetapkan metrik kualitas
  4. Menentukan strategi kualitas IS
  5. Menerapkan program kualitas IS
  6. Memantau kinerja kualitas IS