Rabu, 30 Oktober 2013

KOORDINASI


PENGERTIAN KOORDINASI

Koordinasi adalah penyelarasan secara teratur atau penyusunan kembali kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya dalam sebuah lembaga pendidikan contohnya IPDN, kegiatan-kegiatan para pejabat struktural dan fungsional,dosen pengajaran, dosen pelatihan, pamong pengasuh, bagian teknis lapangan dan para karyawan/i harus diselaraskan dengan tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan yaitu terciptanya proses pendidikan yang berkualitas bagi para praja selaku peserta didik. Koordinasi adalah mendirikan rumah tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, menyesuaikan alat dengan kegunaan dan penggunaanya, jalan dengan kendaraan, tindakan pencegahan dengan resiko. Koordinasi secara singkat adalah menyesuaikan hal-hal dan tindakan-tindakan perbandingannya yang tepat dan menyesuaikan alat dengan tujuan.

Pengertian Koordinasi menurut beberapa ahli


·         James A.F stoner dan Charles wankel dalam buku management,edisi ketiga,1986
“Koordinasi adalah proses menyatupadukan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit (bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional ) suatu organisasi yang terpisah untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien.”

·         Ricky W. griffin
“Koordinasi adalah suatu proses menghubungkan kegiatan-kegiatan dari bermacam-macam bagian organisasi.”

·         David R. Hampton
“Agar pelaksanaan pekerjaan menjadi sukses maka organisasi memerlukan penyatupaduan sumbangan dari unit-unit khusus. Untuk tujuan kita, ini yang di maksud koordinasi.”

·         Sondang P. Siagian,M.P.A, Ph.D dalam bukunya Peranan Staf dalam Managemen,1978.
“Koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha pencapaian tujuan bersama pula. Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebutuhan yang terintegrasi dengan cara seefesien mungkin.”

·         Dr. Ateng Syafrudin, S.H,dalam bukunya Pengaturan Koordinasi Pemerintah di Daerah,1976.
“Koordinasi disini adalah suatu proses rangkaian kegiatan menghubungi, bertujuan meng-serasikan tiap langkah dan kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang cepat untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.”

·         Staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada, dalam buku Ensilopedia Administrasi,1977.
“Koordinasi adalah suatu pengertian dimana terkandung aspek-aspek tidak terjadinya kekacauan, percekcokan, kekembaran atau kekosongan kerja,sebagai akibat daripada pekerjaan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya dalam suatu kerja sama yang diarahkan kepada pencapaian tujuan tertentu.”

RUANG LINGKUP KOORDINASI

         I.            Koordinasi Dalam Individu
Dari sudut pandangan manajemen, koordinasi jenis ini merupakan koordinasi yang paling tidak penting, tetapi kemampuan seorang individu untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu dengan baik akan bergantung pada suksesnya ia mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya sendiri. Koordinasi individu sangat penting untuk melaksanakan pekerjaan, seperti tukang bubut, tukang las, pengetik,tukang jahit dan sebagainya.

      II.             Koordinasi antara Individu-Individu dari Suatu Kelompok
Contoh yang paling jelas mengenai koordinasi ini adalah suatu tim atau kesebelasan sepak bola. Tanpa koordinasi sulit bagi kesebelasan tersebut untuk memenangkan pertandingan.

   III.            Koordinasi antara Kelompok-Kelompok dalam Suatu Perusahaan
Sebagai contoh adalah kegiatan bagian pegawai dalam mencari calon pegawai dan melatih pegawai-pegawai baru untuk bagian produksi dan bagian penjualan. Agar pelatihan dapat sukses maka manajemen kepegawaian harus menentukan dan mengetahui sumber kebutuhan pegawai yang tepat dari bagian produksi dan bagian penjualan dalam hubungannya dalam hal-hal seperti jumlah,kecakapan yang diperlukan, latar belakang calon yang di kehendaki, dan waktu pelatihan agar mereka siap untuk bekerja. Calon-calon manakah yang dicari dan jenis serta jumlah pelatihan yang di berikan kepada mereka harus sewaktu-waktu disesuaikan dengan apa yang diperlukan oleh bagian-bagian masing-masing dimana calon-calon akan ditempatkan.

    IV.            Koordinasi antara Perusahaan-perusahaan dan Macam-macam Peristiwa Dunia
Kegiatan perusahaan secara keseluruhan harus sesuai dengan berbagai kekuatan diluar perusahaan. Hal ini meliputi perusahaan lain, tindakan peraturan pemerintah, dan kedudukan perekonomian nasional dan perekonomian dunia. Tidak ada perusahaan yang dapat berdiri sendiri, perusahaan itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dari luar.Misalnya seorang pemilik pabrik baja harus mengkoordinasikan kegiatannya dengan ekonomi nasional dan tidak mengesampingkan tindakan hokum pemerintah dalam daerah di tempet mana perusahaan itu didirikan.

JENIS-JENIS KOORDINASI

1.       Koordinasi intern terdiri atas : koordinasi vertical, koordinasi horizontal, dan koordinasi diagonal.
·         Koordinasi horizontal yaitu koordinasi fungsional, dimana kedudukan antara yang mengkooordinasikan dan yang dikoordinasikan mempunyai kedudukan setingkatnya eselonnya. Menurut tugas dan fungsinya kedua mempunyai kaitan satu dengan yang lain sehingga perlu dilakukan koordinasi. Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh kepala biro perencanaan departemen terhadap para kepala direktorat bina program pada tiap-tiap direktorat jenderal suatu departemen.
·         Koordinasi vertical atau koordinasi structural, dimana antara yang mengkoordinasikan secara structural terdapat hubungan hierarchies. Hal ini juga dapat dikatakan koordinasi yang bersifat hierarkhis, karena satu dengan lainnya berada pada satu garis komando ( line of command ). Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh seorang kepela direktorat terhadap para kepala sub direktorat yang berada dalam lingkungan direktoratnya.
·         Koordinasi diagonal yaitu koordinasi fungsional , dimana yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi tingkat eselonnya dibandingkan yang dikoordinasikan, tetapi satu dengan yang lainnya tidak berada pada suatu garis komando (line of command). Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh kepala biro kepegawaian pada sekretariat jenderal departemen terhadap para kepala bagiankepegawaian secretariat direktorat jenderal suatu departemen.
2.      Koordinasi ekstern, termasuk koordinasi fungsional. Dalam koordinasi ekstern yang bersifat fungsional, koordinasi itu hanya bersifat horizontal dan diagonal.
·         Koordinasi ekstern yang bersifat horizontal, misalnya koordinasi yang dilakukan oleh kepala direktorat bina program, direktorat jenderal trasmigrasi terhadap kepala direktorat penyiapan tanah pemukiman transmigrasi, direktorat jenderal bina marga.
·         Koordinasi ekstern yang bersifat diagonal, misalnya koordinasi yang dilakukan oleh kepala badan administrasi kepegawaian Negara ( BAKN ) terhadap para kepala biro kepegawaian tiap-tiap departemen.

CARA BERKOORDINASI DENGAN BAIK
1.       Terpusat
Sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian.
2.      Terpadu
Keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
3.      Berkesinambungan
Yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
4.      Menggunakan Pendekatan Multi-Instansional
Dengan wujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang-tindih tugas yang satu dengan yang lain.

SYARAT-SYARAT KOORDINASI
Ada 9 syarat untuk mencapai koordinasi yang efektif menurut Tripathidan Reddy dalam Moekijat (1994),yaitu:
1.       Hubungan Langsung
Koordinasi dapat lebih mudah dicapai melalui hubungan pribadi langsung, karena melalui hubungan pribadi langsung, ide-ide, cita-cita, tujuan-tujuan, pandangan-pandangan dapat dibicarakan dan apabila terjadi salah paham dapat diselesaikan jauh lebih baik dari pada melalui metode-metode lainnya.
2.      Kesempatan Awal
Koordinasi dapat dicapai lebih mudah dalam tingkat-tingkat awal perencanaan dan pembuatan kebijaksanaan. Misalnya, sambil mempersiapkan rencana itu sendiri harus ada konsultasi bersama. Dengan cara demikian tugas penyesuaian dan penyatuan dalam proses pelaksanaan rencana menjdi lebih mudah.
3.      Kontinuitas
Koordinasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan harus berlangsung pada semua waktu mulai dari tahap perencanaan. Oleh karena itu kordinasi merupakan dasar struktur organisasi, maka kordinasi harus berlangsung selama perusahaan melaksanakan fungsinya.
4.      Dinamisme
Koordinasi harus secara terus-menerus diubah mengingat perubahan – perubahan lingkungan sekitar.Dengan kata lain kordinasi itu jangan kaku. Kordinasi dapat menemukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan baru yang pada waktunya dapat menambah masalah. Koordinasi dapat meredakan masalah-masalah apabila timbul. Koordinasi yang baik akan mengetahui secara dini dan mencegah kejadiannya.
5.      Tujuan yang Jelas
Tujuan yang jelas itu penting untuk memperoleh koordinasi yang efektif dalam suatu perusahaan. Manajer-manajer bagian harus diberitahu tentang tujuan perusahanan dan diminta agar bekerja untuk tujuan bersama perusahaan. Suatu tujuan yang jelas dan diberitahukan secara efektif kepada kepala-kepala bagian dimaksudkan untuk menghasilkan keselarasan tindakan.
6.      Organisasi yang Sederhana
Struktur organisasi yang sederhana memudahkan koordinasi yang efektif. Penyusunan kembali bagian-bagian dapat dipertimbangkan untuk memiliki koordinasi yang lebih baik diantara kepala-kepala bagian. Pelaksanaan pekerjaan dan fungsi yang erat berhubungan dapat ditempatkan dibawah beban seorang pejabat pemimpin apabila hal ini akan mempermudah pengambilan tindakan yang diperlukan untuk koordinasi.
7.      Perumusan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Jelas
Wewenang yang jelas tidak hanya mengurangi pertentangan diantara pegawai-pegawai yang berlainan, tapi juga membantu mereka dalam pelaksanaan pekerjaan dengan kesatuan tujuan. Selanjutnya ,wewenang yang jelas membantu manajer dalam memelihara orang-orang bawahan bertangung jawab atas pelanggaran pembatasan-pembatasan.
8.      Komunikasi yang Efektif
Saling tukar menukar informasi secara terus-menerus, perbedaan-perbedaan individu dan kelompok dapat diatasi dan perubahan-perubahan kebijaksanaan, penyesuaian program-program,program-program untuk waktu yang akan datang dan sebagainya dapat dibicarakan. Melalui komunikasi yang efektif tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan yang bertentangan dengan tujuan-tujuan perusahaan dapat dihindarkan.
9.      Kepemimpinan dan Supervise yang Efektif
Suksesnya koordinasi banyak dipengaruhi oleh hakikat kepemimpinan dan supervisi. Kepemimpinan yang efektif menjamin koordinasi kegiatan orang-orang, baik pada tingkat perencanaan maupun pada tingkat pelaksanaan. Pemimpin yang efektif membuat kepercayaan terhadap orang-orang bawahan dan juga memelihra semangat kerja mereka. Sesungguhnya, kepemimpinan yang efektif merupakan metode koordinasi yang paling baik dan tidak ada metode lain y ang dapat menggantikannya.

GEJALA KURANGNYA KOORDINASI
Kurangnya koordinasi dalam suatu organisasi akan terlihat dari adanya gejala-gejala sebagai berikut :
  1. Petugas atau satuan-satuan organisasi sering bertengkar menurut suatu bidang kerja atau wewenang yang masing-masing dianggap termasuk dalam lingkungan tugasnya. Dalam hal ini sering terjadi pekerjaan rangkap dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang memboroskan tenaga, waktu dan bahan.
  2. Petugas dan satuan-satuan organisasi saling melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain atau masing-masing merasa suatu pekerjaan tidak termasuk ke dalam ruang lingkup tugasnya.
  3. Pembagian tujuan organisasi tidak berjalan secara lancar dan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan ternyata sera salah, bersimpang siur atau bahkan hasil pekerjaan yang satu saling menghapuskan hasil pekerjaan yang lain. Tanpa melaksanakan koordinasi maka tiap satuan organisasi dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kesatuan arah.
KESIMPULAN
Koordinasi merupakan suatu usaha yang penting dilakukan dalam meningkatkan efektivitas, efesiensi dan produktifitas kerja untuk mewujudkan tujuan secara optimal. Tanpa koordinasi yang baik dalam Lembaga akan sulit untuk dapat tercapainya keteraturan kegiatan dengan tertib dalam upaya untuk meraih tujuan yang hendak dicapai oleh Lembaga tersebut.  Dengan koordinasi unit- unit yang terpisah dalam lembaga diupayakan untuk saling berhubungan dengan unit- unit lainnya sehingga unit- unit yang terpisah tadi saling mempengaruhi unit- unit yang lain dan membentuk satu kesatuan yang terintegrasi dan harmonis menghantarkan pencapaian tujuan lembaga.
Kesatuan tindakan dengan proses yang kontinu dan berkesinambungan merupakan efektifitas dari koordinasi dalam memfungsikan tiap unit– unit lembaga guna mewujudkan tujuan yang telah diketahui. Manfaat terbesar yang diperoleh dalam koordinasi yaitu meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan antara yang mengkoordinasi dengan yang dikoordinasi dengan tetap menghargai tugas dan kewajiban serta wewenang masing- masing.
Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan oleh sebab itudiperlukan pimpinan yang cukup berwibawa untuk dapat memfungsikan tiap unit lembaga atau orang- orang dalam lembaga. Sebaliknya unit- unit atau orang- orang dalam lembaga yang dikoordinasikan, terlebih dahulu sudah mengerti tugas dan kewajibannya sehingga akan tercipta sikap saling menghargai dan saling bekerja sama satu sama lain demi kepentingan bersama/ lembaga. Sikap penuh keterbukaan hendaknya dibudayakan agar setiap perbedaan pandangan atau pendapat dapat didiskusikan dan dipecahkan bersama upaya menghindari terhambatnya tujuan yang telah direncanakan.






ANGGOTA KELOMPOK
*      ERVAN CAHYA SAPUTRA (32113962)
*      MIKHAEL JULIANDI BERUTU (35113486)
*      MUTIARA JUNITA SHARA (36113236)
*      TRI HARIYADI (38113955)

Senin, 28 Oktober 2013

MARMUT MERAH JAMBU



Marmut Merah Jambu merupakkan karya ke-5 dari seorang penulis buku , stan-up comedian dan blogger ternama Raditya Dika. Raditya Dika adalah seorang penulis dan juga blogger yang telah terkenal dengan buku – bukunya yang bertema komedi. Buku-buku sebelumnya yaitu Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankaskus dan Babi Ngesot. Yang paling terkenal adalah buku pertamanya yang berjudul Kambing Jantan yang telah dikomikkan dan difilmkan.Pada tanggal 1 Juni 2010 Bang Dika meluncurkan buku kelima-nya yang berjudul Marmut Merah Jambu.Dibuku ke-5nya ini Bang Dika tetap mempertahankan gaya berceritanya yang lucu dan menggunakan bahasa yang informal sehingga para pembaca setianya yang kebanyakan remaja ini dapat menikmati karyanya tanpa merasa risau dengan bahasa yang terlalu kaku.
Dibuku ke-5nya ini Bang Dika banyak menceritakan kehidupan percintaannya dari zama SD hingga menjadi penulis buku serta stan-up comedian ternama seperti sekarang ini. Dibuku ini Bang Dika juga menceritakan pengalamannya dalam menggarap buku pertamanya yang berjudul Kambing Jantan untuk dijadikan film. Dibuku ini juga Bang Dika menceritakan tentang keluarganya, dimulai dari adik perempuan pertamanya yang bernama Yuditha lalu adik kembarnya yang bernama Ingga dan Anggi dan tidak ketinggalan adik bungsunya yang bernama Edgar plus kucing kesayangan keluarga mereka yang bernama Alfa yang mengambil bagian penting dari buku ini karena Bang Dika menuliskan satu bab khusus yang menceritakan semua hal dari sudut pandang Alfa si kucing.
Bang Dika memulai buku ini dengan berusaha memahami apa itu cinta melalui introspeksi ke dalam pengalaman – pengalaman Bang Dika sendiri. Alih – alih seperti belalang, Dika merasa seperti seekor marmut merah jambu yang terus – menerus jatuh cinta, loncat dari satu hubungan ke hubungan yang lainnya, mencoba terus berlari di dalam roda bernama cinta, seolah – olah maju, tapi tidak, karena sebenarnya jalan di tempat. Seperti marmut yang tidak tau kapan harus berhenti berlari di roda yang berputar.
Dibuku ini ada bagian dari Bang Dika tentang pemikirannya terhadap keluarga yang awalnya dia kira cuek dan tidak peduli terhadapnya tepi ternyata sangat menyayanginya. Bang Dika juga mengkritik tentang film-film dan band Indonesia masa kini yang dianggap terlalau melancong jauh dari arti seni yang seharusnya.

Keunggulan buku ini adalah :
  • Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dan itu mudah dipahami, karena sebagian besar pembacanya adalah anak remaja.
  • Alurnya mudah dimengerti.
  • Cover depannya memiliki warna yang terang dan cerah.
  • Kertas yang digunakan mempunyai kualitas yang bagus.

Kekurangan buku ini adalah :
  • Ada beberapa kalimat yang tidak lengkap atau hilang pada beberapa bab.
  • Ada paragraf yang tidak selesai, sehingga membuat pembaca agak bingung dengan apa yang sedang dibaca.



Kamis, 10 Oktober 2013

KONSEP MANAJEMEN, MANAJER dan MANAJERIAL




KONSEP MANAJEMEN

Manajemen merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam manajemen terjadi proses kegiatan seperti proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.  Manajemen tidak hanya ada di perusahaan saja melainkan ada juga di masyarakat seperti Ibu-ibu PKK,Pramuka di Sekolah,OSIS,Koperasi dan lain-lain.
Fungsi Dasar Manajemen :
1.                     Perencanaan (Planning)
2.                   Pengorganisasian (Organizing)
3.                   Pengarahan/Kepemimpinan (Leading/Directing)
4.                   Pengawasan (Controlling)

MANAJER dan MANAJERIAL

Yang dimaksud dengan manager adalah orang atau seseorang yang harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, akan tetapi memiliki ciri yang sesuai dengan tujuan (goals) dan teknologi (technology).
Dan tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.

Adapun mekanisme yang diperlukan untuk menyatukan variabel diatas adalah sebagai berikut:
§  Pengarahan (direction) yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain.
§  Rancangan organisasi dan pekerjaan.
§  Seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.
§  Sistem komunikasi dan pengendalian.
§  Sistem reward.

Keahlian Dalam Manajer & Manajerial :
1.                     Keahlian Teknis (Tehnical Skill)
Kemampuan menggunakan teknis seperti ahli bedah,insinyur,musisi,akuntan,editor dan lain-lain.
2.                   Keahlian Interpersonal (Interpersonal Skill)
mampu untuk bekerja sama,berdiskusi,motivasi orang lain,mampu berkomunikasi dengan siapapun.
3.                   Keahlian Konseptual (Conceptual Skill)
Memiliki konep/pemikiran yang luas,melihat gambaran besar atau memahami peubahan dalam suatu organisasi tersebut.
4.                    
Keahlian Tambahan Lain Dalam Manajer & Manajerial :
1.                     Keahlian diagnosis
Seorang manajer harus mengadnosis suatu permasalahan
2.                   Keahlian Komunikasi
Seorang manajer & manajerial mampu menyalurkan ide dan informasi kepada orang lain serta menerima ide dan informasi dari orang lain dengan baik .
3.                   Keahlian Manajemen Waktu
Seorang manajer bisa mengatur waktu dengan baik dan memberi pekerjaan kepada anak buah dengan tepat.